Pegadaian meluncurkan Program CSR yang diberi nama “Go Entrepreneur”. Dengan program tersebut Perum Pegadaian ingin turut berpartisipasi menumbuhkan bibit wirausaha di kalangan muda. Berbekal pengalaman selama 110 tahun melayani masyarakat, Perum Pegadaian terus bertekad memberikan bakti kepada negeri. Selain mengembangkan produk-produk jasa keuangan yang diperlukan masyarakat,
Saat sebagian besar lulusan perguruan tinggi mengharapkan dirinya diterima di perusahaan-perusahaan ternama, mengharapkan salah seorang dari mereka untuk menyediakan lapangan kerja ibarat mengharapkan hujan di hari yang panas terik.
Pola pikir mencari pekerjaan, bukan menciptakan pekerjaan memang masih mendominasi di kalangan angkatan kerja baru dan minimnya lapangan pekerjaan membuat angka pengangguran terus bertambah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sampai Februari 2011, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 8,12 juta orang. Tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2011 mencapai 6,8 persen dari total angkatan kerja. Jadi hampir dipastikan, setiap tahun jumlah pengangguran meningkat.
Melihat fakta tersebut, maka setiap usaha untuk menciptakan seorang wirausahawan yang bisa menyedot angkatan kerja seharusnya mendapat dukungan yang maksimal. Bahkan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar terang-terangan memuji upaya mendukung wirausahawan sebagai salah satu solusi untuk menekan tingkat pengangguran.
Meski demikian belum banyak pelaku bisnis terutama institusi milik negara yang dengan sadar memberi dukungan kepada segenap usaha menciptakan para wirausahawan yang diharapkan akan menjadi pengusaha kelak.
Salah satu dari sedikit institusi itu adalah Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian. Perum Pegadaian sebagai perusahaan dengan tagline ‘Mengatasi Masalah Tanpa Masalah’ mencoba memberikan solusi untuk mengatasi masalah pengangguran dengan tanpa masalah. Solusi yang ditawarkan oleh perusahaan milik negara ini adalah program yang diberi nama Go Entrepreneur.
Program yang diluncurkan sejak 2010, termasuk salah satu program Coorporate Social Responsibility (CSR) perusahaan ini. Program tersebut tepatnya diluncurkan pada 27 Maret 2010 di Bogor. Dalam meluncurkan program ini Perum Pegadaian bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Dengan meluncurkan program itu Perum Pegadaian ingin turut meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat sekaligus membina hubungan dengan generasi muda sebagai calon pemimpin masa depan, dengan cara menumbuhkan semangat berwirausaha di kalangan muda.
Kalangan muda yang dimaksud disini adalah pelajar dan mahasiswa. Pembibitan wirausaha dengan sasaran kaum muda adalah pilihan yang tepat. Jika ada istilah, bisa karena biasa, begitu juga yang terjadi dalam dunia wirausaha. Untuk menjadi wirausaha handal, pantang menyerah, tidaklah ujug-ujug, bukanlah bimsalabim, ada tahap-tahap (proses) yang harus dilalui, dan alangkah lebih baik jika proses itu dimulai sejak dini. Paling tidak, dengan mengikuti program ini, peserta mengalami perubahan cara berfikir (mindset) dan bercita-cita menjadi pengusaha.
Selain itu, dengan adanya program ini, Perum Pegadaian berharap bisa lebih dekat dengan pelajar atau mahasiswa serta masyarakat. Karena kalangan muda ini juga adalah kelompok potensial yang beberapa tahun ke depan bisa menjadi nasabah atau pelanggan Perum Pegadaian. Mereka juga sekaligus bisa menjadi pemasar tidak langsung (indirect marketing) produk-produk Perum Pegadaian.
Dengan menggaet kalangan muda untuk menjadi pengusaha, tampaknya Pegadaian ingin memberikan pemahaman bahwa berwirausaha itu, selain dapat menolong diri sendiri juga dapat membantu orang lain karena menciptakan lapangan kerja. Hal itu penting ditanamkan kepada generasi muda di tengah pola hidup yang serba instan, serba ingin cepat, ingin pasti.
Pegadaian juga ingin menanamkan pesan bahwa generasi muda harus berani berproses sebelum mencapai atau mendapatkan sesuatu. Karena kewirausahaan lekat dengan usaha-usaha dan kerja keras dalam berproses. Dengan upaya itu, dalam jangka menengah dan panjang, upaya yang dirintis oleh Pegadaian dapat memberi sumbangan kepada kemakmuran bangsa.
Menurut sosiolog Dr David McCelland dari Harvard University di dalam bukunya yang berjudul The Achieving Society, ia menuliskan, suatu negara bisa makmur apabila minimal 2 persen dari jumlah penduduknya menjadi pengusaha. Sedangkan Indonesia, dari total jumlah penduduk yang ada saat ini baru sekitar 0,18 persen yang memilih sebagaientrepreneur. Jadi wajar saja jika Indonesia belum menjadi negara makmur.
Berbeda dengan beberapa negara lain seperti China. Jumlah wirausaha di Negeri Tirai Bambu itu sudah mencapai empat persen. Atau coba kita bandingkan lagi dengan negara tetangga di Asia Tenggara. Singapura yang jumlah penduduknya seperenam penduduk Jakarta, jumlah wirausaha disana sudah mencapai tujuh persen dari jumlah penduduknya. Apalagi beberapa negara di benua Eropa dan Amerika, di sana jumlah wirausahanya sudah lebih dari sembilan persen.
Jumlah wirausaha di suatu negara dipengaruhi banyak aspek, salah satunya adalah pola pendidikan. Pelajar atau mahasiswa di negara yang persentase wirausahanya tinggi, mereka memiliki sikap positif dalam menyongsong perubahan yang sedang terjadi di negaranya. Karenanya mereka bersikap lebih berani menantang kondisi status quo, anti kemapanan. Sikap ini merupakan modal utama untuk menjadi manusia inovatif dan senantiasa mencari inspirasi dari pengusaha sukses yang ada di negaranya.
Indonesia sebagai negara besar juga ada baiknya mengadopsi proses yang terjadi di negara-negara tersebut agar memicu munculnya wirausaha-wirausaha muda yang handal. Apalagi persoalan yang dihadapi Indonesia sebenarnya bukan ketiadaan sumber daya alam (SDA), karena Indonesia kaya akan potensi SDA, namun yang menjadi persoalan terletak pada minimnya kualitas sumber daya manusia (SDM).
Arti 109
Kembali ke program Go Entrepreneur. Menurut Eddy Prawara, Sekretaris Perusahaan Perum Pegadaian, program itu merupakan bentuk kepedulian Perum Pegadaian dalam rangka memberikan solusi dalam merespon ACFTA (Asean–China Free Trade Agreement) dan masalah pengangguran di Indonesia. Kegiatan ini diharapkan dapat semakin membuka kesadaran generasi muda bercita-cita menjadi pengusaha adalah pilihan yang tepat. Karena dengan menjadi pengusaha, mereka diharapkan dapat memberikan pekerjaan kepada banyak orang.
Dalam catatan Eddy, program CSR itu telah mendidik 109 orang untuk menjadi pengusaha yang terdiri atas 49 orang lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan 60 mahasiswa. Para lulusan SMK maupun mahasiswa yang terpilih akan dibimbing memasuki dunia wirausaha di bidang pertanian dan ekonomi kreatif. “Pemilihan peserta yang berjumlah 109 orang itu juga memiliki arti tersendiri. Angka 109 dipilih karena untuk menyesuaikan dengan HUT ke-109 Pegadaian pada 1 April 2010,” jelas dia.
Pemilihan bidang pertanian dan ekonomi kreatif juga memiliki filosofi tersendiri. Perum Pegadaian melihat, Indonesia sebagai negara agraris namun dari sisi agribisnisnya masih tertinggal jauh dengan negara serumpun seperti Malaysia dan Thailand. Semestinya dengan potensi agraris yang ada, Indonesia bisa mengembangkan, bahkan unggul, di sektor agribisnis dibandingkan negara lain yang secara geografis tidak seluas Indonesia.
Bob Sadino, pengusaha sukses di bidang agribisnis, yang juga hadir saat peluncuran Go Entrepreneur di Bogor, sependapat dengan pilihan Perum Pegadaian masuk di bidang pertanian. Menurut pengusaha nyentrik yang sering menggunakan celana pendek ini, peluang bisnis pertanian cukup besar, tidak hanya di pasar internasional saja, pasar domestik juga sangat menjanjikan.
Sementara pemilihan bidang ekonomi kreatif juga merupakan pilihan tepat karena bidang itu merupakan bisnis yang sedang tumbuh. Bahkan setiap tahun pertumbuhannya sangat signifikan. Salah satu faktornya, karena bisnis ini membidik kalangan muda dan banyak digarap oleh kalangan muda juga dan biasanya bidang ini berbasis pada hobi yang ada di kalangan muda.
Selama pendidikan, para peserta dinilai dan diseleksi. Peserta berkompetisi untuk mendapatkan bantuan berupa capacity building. Dana yang khusus disediakan untuk bantuan capacity building berkisar Rp 200 juta per universitas. Selama satu tahun, mereka akan dipantau oleh instansi pendidikan penyelenggara Go Entrepreneur.
Saat ini jenis usaha yang telah dikembangkan dari hasil kerjasama dengan IPB antara lain Pengembangan Budidaya Ayam Pedaging Ex-Farm, Bisnis Asesoris Kepompong Ulat Sutra, Budi daya Belut, Produksi Nata De Coco untuk menyuplai industri minuman di Bogor serta beberapa bidang lainnya.
Selain pelatihan, para peserta program selama menjalankan usahanya akan memperoleh pendampingan dari ahli-ahli yang dibentuk oleh pihak instansi pendidikan. Selama menjalankan usaha tersebut mahasiswa peserta terus mendapatkan pengawasan, monitoring perkembangan usaha, keberadaan usaha, inovasi yang dilakukan serta solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi yang dilakukan secara simultan.
Jika para peserta program mampu membuktikan kemampuannya mengembangkan usahanya, bukan tidak mungkin Perum Pegadaian memberikan dukungan modal dengan fasilitas kredit Program Kemitraan (PK) dengan bunga rendah.
Setelah program ini berjalan dan hasil evaluasi menunjukkan manfaat bagi pengembangan kewirausahaan di Indonesia, Perum Pegadaian berencana mengembangkan kegiatan serupa di berbagai kampus di Indonesia, sebagai komitmen Perum Pegadaian yang pro growth, pro job dan pro poor.
Masih menurut Eddy Prawara, setelah 2010 berkerjasama dengan kampus IPB, pada 2011 program CSR Go Entrepreneurakan bekerjasama dengan beberapa kampus lain di berbagai daerah, saat ini proses kerjasama telah dibangun dengan Universitas Jendral Soedirman (Unsoed) Purwokerto Jawa Tengah, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang Jawa Timur, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” (UPN Veteran) serta Universitas Nusa Cendana Kupang.
Pada 2011 ini, Perum Pegadaian menargetkan dapat bekerjasama dengan 10 Universitas di seluruh Indonesia khususnya universitas yang mempunyai lokasi di daerah tertinggal sehingga program ini secara nyata dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitarnya . Diharapkan dari kerjasama ini dapat membentuk 1.000 entrepreneur muda. Mengapa mahasiswa yang dipilih ? Perusahaan yang telah berdiri selama 110 tahun di bumi Nusantara ini dan memproyeksi pertumbuhan omzet, laba serta aset perusahaan pada 2011 mencapai lebih dari 30 persen ini melihat, karena para mahasiswa telah memiliki bekal pengetahuan dan teknologi sehingga diharapkan produk-produk yang dihasilkan lebih kompetitif.
Tujuan Program Go Entreprenuer
- Perum Pegadaian mampu meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat sekaligus membina hubungan dengan generasi muda sebagai calon pemimpin di masa depan
- Merupakan wujud kepedulian Pegadaian untuk mendidik generasi muda menjadi pengusaha, sebagai implementasi dari program Pemerintah dalam rangka meningkatkan sektor ekonomi dan mengurangi pengangguran. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat semakin meningkatkan kesadaran masyarakat (mengubahmind set) khususnya generasi muda bahwa setelah selesai sekolah/kuliah kesempatan yang terbuka tidak hanya menjadi pekerja, tetapi bisa juga membuka peluang kerja dengan berwirausaha.
- Terjalin kerjasama dengan lembaga Pendidikan di seluruh Indonesia, sehingga diharapkan citra Perusahaan akan semakin meningkat dengan berpihak kepada generasi muda sebagai penerus bangsa.
- Membangun brand image di kalangan universitas dan masyarakat sekitar
- Mempersiapkan pelanggan setia dari masyarakat, khususnya generasi muda.
- Peserta dapat menjelaskan kepada masyarakat tentang produk-produk Pegadaian
- Mendidik mahasiswa/alumni dalam mengimplementasikan diri sebagai pengusaha mikro/kecil yang kedepannya diharapkan menjadi nasabah Pegadaian
- Pegadaian senantiasa mengirimi para peserta dengan produk-produk yang ada, misalnya setelah satu tahun dibina melalui program Go Entrepreneur dapat diarahkan menjadi Mitra Binaan melalui pinjaman Program Kemitraan. Selain itu setelah mandiri dapat diarahkan untuk mendapatkan pinjaman KREASI/KCA
Tujuan Program
- Sosialisasi program Go Entrepreneur Pegadaian di Lingkungan Kampus
- Seleksi/pemilihan peserta melalui proses yang cukup ketat oleh Universitas
- Pelatihan bagi peserta dengan instruktur dari Universitas dan Pegadaian
- Pengumpulan proposal untuk mengetahui kebutuhan capacity building dari masing-masing peserta/kelompok
- Pelaksanaan usaha dengan pendampingan oleh Universitas
- Terbentuknya Pengusaha Mandiri dari kalangan mahasiswa
No comments:
Post a Comment